Senin, 07 Maret 2011

Perkembangan Publik Relation di Indonesia

Perkembangan Publik Relation di Indonesia

A. Pemahaman tentang makna Publik Relation

Sebelum memahami jauh tentang perkembangan Publik Relation di Indonesia, ada baiknya jika kita memahami terlebih dahulu tentang makna publik relation itu sendiri, karena dengan dapat memahami makna dari publik relation itu sendiri tentunya kita akan dapat melihat serta memahami bagaimana perkembangan publik relation di Indonesia. Lawrence W.Long dan Vincent Hazelton mengembangkan sebuah definisi baru yang lebih modern dan memadai bahwa Public Relations adalah fungsi komunikasi melalui adaptasi organisasi, mengubah atau membina hubungan dengan lingkungan dengan tujuan bersama-sama mencapai tujuan dari organisasi. Pendekatan ini menggambarkan bahwa Public Relations adalah lebih dari sekedar mempersuasi melainkan juga membantu mengembangkan kondisi komunikasi terbuka, saling pengertian/saling memahami dengan didasari ide bahwa organisasi juga mau berubah (dalam proses berperilaku dan bersikap) tidak hanya sebagi sasaran khalayak saja. Dapat dikatakan bahwa perusahaan dimungkinkan mengubah kebijakan sebagai hasil tindak lanjut dari dialog dengan lingkungannya.

B. Sejarah dan perkembangan Publik Relation di Indonesia

Public Relations di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1950. Perkembangan hubungan masyarakat di Indonesia bergerak menyertai kondisi politik dan kenegaraan saat itu. Pada waktu itu pemerintah Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk mengetahui segala perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh kerajaan Belanda. Berawal dari pemikiran tersebut maka kegiatan kehumasan di Indonesia mulai dilembagakan dengan menyandang nama hubungan masyarakat karena kegiatan yang dilakukan lebih banyak untuk ke luar organisasi (Onong, 1991; 12) . Public relation (PR) di Indonesia mulai populer pada tahun 1950-an yakni setelah kemerdekaan Indonesia diakui oleh Belanda (27 Desember 1949), ketika Indonesia baru memindahkan pusat ibu kota dari Yogyakarta ke Jakarta.Dimana Proses pembenahan struktural serta fungsional dari tiap elemen-elemen kenegaraan marak dilakaukan oleh pemerintah pusat. Pemerintah memerlukan adanya badan atau lembaga yakni Departemen Penerangan. Namun, pada kenyataannya, departemen tersebut hanya berdedikasi pada kegiatan politik dan kebijaksanaan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah sehingga tidak menyeluruh.

Kemudian pada tahun 1962, Presidium Kabinet PM Juanda menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian atau divisi Humas (PR), ditahun itulah, periode pertama cikal bakal adanya Humas di Indonesia.Selanjutnya, PR berkembang sesuai dengan keadaan yang terjadi. Kata “Humas” (Hubungan Masyarakat) yang dipergunakan merupakan terjemahan dari Public Relations. Tetapi, jika kita melihat kegiatan yang dilakukan oleh Humas saat itu hanyalah mengadakan hubungan dengan masyarakat di luar organisasi, misalnya mengundang wartawan untuk jumpa pers, oleh karena itu perkembangan Humas (PR) di Indonesia saat itu,belumlah memiliki kebebasan yang sepenuhnya dalam menjalin hubungan antara Humas dengan masyarakat luas.

Sebenarnya istilah hubungan masyarakat di Indonesia tersebut belumlah tepat apabila dimaksudkan sebagai terjemahan dari public relations. Berbeda dengan konsep yang diterapkan oleh bapak PR, Ivy L.Lee, yakni di mana PR seharusnya mempunyai kedudukan dalam posisi pemimpin dan diberi kebebasan untuk berprakarsa dalam meyiapkan informasi secara bebas serta terbuka.

Hal-hal di atas disebabkan karena beberapa konsep. Sasaran PR adalah publik intern dan publik ekstern. Publik intern adalah orang-orang yang berbeda atau tercakup organisasi, seluruh pegawai mulai dari staff hingga direktur. Publik ekstern ialah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya seperti pemerintah, berbagai macam perusahaan, biro iklan, LSM, dan masyarakat luas.Sedangkan kegiatan PR adalah komunikasi dua arah yang berarti dalam penyampaian informasi PR diharapkan untuk menghasilkan umpan balik, sehingga nantinya dapat menjadi bahan evaluasi perusahaan agar lebih baik. Di periode pertama tersebut, PR di Indonesia secara struktural belum banyak yang ditempatkan dalam manajemen tertinggi. Namun, Pada tahun 1967-1971, pemerintah Indonesia mulai membentuk Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tugas badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dan pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan. Dan jika melihat perkembangan PR di Indonesia saat ini boleh di katakan bahwa PR di Indonesia semakin maju dikarenakan perkembangan sarana teknologi yang sangat pesat, sehingga membawa perubahan zaman. Di Indonesia saat ini Publik Relation sudah berkembang pesat artinya, tidak hanya di jalankan oleh istansi- instansi pemerintahan saja.Namun, juga di gunakan oleh instansi swasta dan berbagai bidang organisasi baik pemerintah ataupun Independen. Kini Publik relation sudah menjadi suatu bidang perkerjaan yang sangat penting di Indonesia karena dengan adanya publik relation sangat memudahkan suatu Instansi,organisasi, ataupun individu dalam menjalin hubungan kerjasama serta dalam memperoleh informasi antara suatu instansi dengan instansi lainnya ataupun antara suatu instasi dengan masyarakat luas.

REFRENSI;

-Onong, Uchyana Effendi, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, Remaja Rosdakarya, 1991

-http//: hisyamhananto.wordpress.com20100307sejarah-dan-perkembangan-public-relations.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini